Nature vs Nurture
Karakter asli vs karakter yang dibentuk oleh lingkungan.
Karakteristik Asli (Nature) vs Lingkungan (Nurture)
Perdebatan antara "nature" dan "nurture" adalah salah satu topik utama dalam psikologi dan ilmu sosial. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana karakteristik individu terbentuk, apakah lebih dipengaruhi oleh faktor biologis (nature) atau oleh lingkungan dan pengalaman (nurture).
Nature (Karakter Asli):
Karakter yang berasal dari warisan biologis atau dimiliki sejak lahir. Faktor Nature memiliki bisa dilihat dari contoh berikut:
- Bakat alami
- Ekspresi emosi
- Gaya belajar
- Gaya relasi
- Jenis rambut
- Kecerdasan dasar yang diturunkan dari orang tua → kontribusi gen terhadap kecerdasan berkisar antara 40-60 persen
- Kecenderungan perilaku
- Kerentanan terhadap penyakit tertentu
- Kepribadian dasar
- Pola mood
- Respon terhadap stres
- Sifat gender
- Warna kulit
- Warna mata
Nurture (Faktor Lingkungan):
Karakter yang diciptakan dari apa yang terjadi di sekitar individu (lingkungan) sehingga berpengaruh pada karakter dan perilaku. Beberapa contoh dari faktor Nurture diantaranya:
- Bagaimana pola asuh orang tua,
- Pendidikan yang diterima,
- Kondisi ekonomi (Tempat tinggal, pendidikan, makanan, kebutuhan)
- Kesehatan dan nutrisi (zat yang dikonsumsi ibu hamil dan makanan yang dikonsumsi anak sejak kecil)
- Latar belakang budaya (cara berkomunikasi, aksen, intonasi, cara bersikap, dan berprilaku)
- Kemajuan teknologi (Informasi yang dicari dan diperoleh dari internet, media sosial, dan lain-lain)
- Pengalaman hidup (trauma, pendidikan, pengalaman sosial)
Pola Asuh - Diana Baumrind

Diana Baumrind mengidentifikasi empat tipe pola asuh yang mempengaruhi perkembangan anak:
- Authoritative (Otoritatif):
- Orang tua yang otoritatif memiliki standar tinggi namun responsif terhadap kebutuhan anak. Mereka memberikan penjelasan dan alasan di balik aturan, mendorong kemandirian, dan mendengarkan pendapat anak.
- Anak-anak cenderung lebih mandiri, kompeten, dan memiliki hubungan sosial yang baik.
- Authoritarian (Otoriter):
- Orang tua yang otoriter memiliki standar tinggi namun kurang responsif. Mereka menekankan disiplin dan kontrol, sering kali tanpa penjelasan.
- Anak-anak cenderung lebih patuh namun kurang mandiri, memiliki masalah sosial, dan rendah dalam harga diri.
- Permissive (Permisif):
- Orang tua permisif responsif namun memiliki standar rendah. Mereka cenderung menghindari konflik dan memberikan kebebasan yang besar kepada anak.
- Anak-anak cenderung kurang disiplin, memiliki masalah perilaku, dan kesulitan dalam mengelola emosi.
- Neglectful (Abai):
- Orang tua yang abai memiliki standar rendah dan kurang responsif. Mereka sering kali tidak terlibat dalam kehidupan anak.
- Anak-anak cenderung memiliki masalah emosional, perilaku, dan kesulitan dalam hubungan sosial.
Peran Orang Tua Seiring Pertumbuhan Anak - Hammer dan Turner
Seiring pertumbuhan anak, orang tua perlu menyesuaikan perannya.
- Pada masa bayi → orang tua berperan sebagai perawat (caregiver)
- Pada masa kanak-kanak → orang tua berperan sebagai pelindung (protector)
- Pada masa pra sekolah → orang tua berperan sebagai pengasuh (nurturer)
- Pada masa sekolah dasar → orang tua berperan sebagai pendorong (encourager)
- Pada masa pra remaja & remaja → orang tua berperan sebagai konselor (counselor)
Dampak Kemajuan Teknologi Terhadap Perkembangan Anak
Kemajuan teknologi membawa banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam perkembangan anak. Teknologi dapat memberikan dampak positif maupun negatif, tergantung pada cara penggunaannya. Berikut adalah beberapa dampak yang perlu diperhatikan:
| DAMPAK POSITIF | DAMPAK NEGATIF |
|---|---|
| Mudah dan cepat mendapat informasi terkini dari seluruh dunia | Anak dapat mempercayai informasi yang tidak benar atau salah dalam memahami suatu informasi |
| Menambah wawasan dari konten edukatif / video pembelajaran | Mudah mengkonsumsi konten yang tidak mendidik, meniru tindakan yang berbahaya, tidak sopan |
| Menambah keterampilan teknis dari aplikasi kreatif (misal: aplikasi membuat gambar digital, video, dll) | Membuat ketergantungan, screentime berlebihan → aktivitas pasif, malas bergerak |
| Merangsang logika dan kreativitas (misal: video eksperimen, animasi edukatif, dll) | Media sosial dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri karena anak membandingkan diri dengan orang lain |
| Membantu bersosialisasi (media sosial menjadi cara baru dalam mengekspresikan diri) | FOMO (Fear of Missing Out) → merasa tertinggal jika tidak ikut tren yang sedang viral |
Screentime
Screentime adalah waktu yang dihabiskan anak untuk menggunakan perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, atau komputer. Penggunaan screentime yang berlebihan dapat berdampak negatif pada perkembangan fisik, mental, dan sosial anak. Oleh karena itu, penting untuk mengatur screentime dengan bijak.
Tips Mengatur Screentime

Apakah Bakat Merupakan Warisan Genetik atau Dibentuk dari Lingkungan?
Bakat adalah kemampuan atau potensi yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik. Ada perdebatan mengenai apakah bakat ini merupakan warisan genetik (nature) atau dibentuk oleh lingkungan (nurture). Berikut adalah beberapa poin penting mengenai bakat:
- Nature (Genetik): Beberapa orang percaya bahwa bakat adalah bawaan sejak lahir, yang diturunkan dari orang tua. Misalnya, seseorang yang memiliki bakat musik mungkin memiliki orang tua yang juga musisi.
- Bakat anak biasanya baru akan terlihat saat usia dan kemampuannya sudah mencapai tahap matang dengan baik.
- Minat anak masih bisa berubah sebelum ia mencapai usia puber.
- Tanpa adanya stimulasi, maka bakat sulit untuk muncul dan berkembang.
- Nurture (Lingkungan): Di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa bakat dapat dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman. Lingkungan yang mendukung, seperti sekolah yang baik atau keluarga yang mendorong, dapat membantu mengembangkan bakat seseorang.
- Kombinasi Keduanya: Banyak ahli berpendapat bahwa bakat adalah hasil dari interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Misalnya, seseorang mungkin memiliki potensi genetik untuk menjadi atlet, tetapi tanpa latihan dan dukungan yang tepat, potensi tersebut tidak akan terwujud.
- Contoh: seorang anak mungkin punya bakat menyanyi (nature), tapi kalau tidak pernah ikut les vokal atau tampil di panggung, bakat itu bisa tidak berkembang (nurture).
9 Kecerdasan Manusia
Kecerdasan manusia adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk memahami diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Ada sembilan jenis kecerdasan yang diidentifikasi oleh Howard Gardner, seorang psikolog dari Universitas Harvard. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai masing-masing kecerdasan:

- Kecerdasan Logika Matematis – terkait dengan kemampuan berfikir secara runtut dan terstruktur dalam memecahkan suatu persoalan
- Kecerdasan Verbal Linguistik – terkait dengan kemampuan berbahasa dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi
- Kecerdasan Ritme Musik – terkait dengan kemampuan dalam memahami keteraturan bunyi dan menciptakan keindahan darinya
- Kecerdasan Kinestetik Otot – terkait dengan kemampuan menggerakkan dan memfungsikan berbagai anatomi fisik manusia untuk berbagai tujuan atau obyektif tertentu
- Kecerdasan Intrapersonal – terkait dengan kemampuan dalam menggunakan kekuatan internal individu melalui proses pengendalian diri dan introspeksi ke dalam secara intensif
- Kecerdasan Interpersonal – terkait dengan kemampuan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak eksternal di luar diri sendiri untuk menciptakan jejaring relasi yang bermanfaat
- Kecerdasan Eksistensi – terkait dengan kemampuan menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai asal usul suatu sebab dan menciptakan berbagai teori terkait dengannya
- Kecerdasan Visual Spasial – terkait dengan kemampuan memahami keteraturan dan keindahan suatu gambar maupun tata ruang entitas dua atau tiga dimensi untuk berbagai keperluan nyata
- Kecerdasan Naturalis – terkait dengan kemampuan memahami dan melaksanakan kegiatan yang ramah lingkungan dalam rangka menciptakan bumi yang lebih baik