Peningkatan Kebiasaan dan Pola Makan
Pengertian
Peningkatan pola makan ditandai dengan meningkatnya minat anak terhadap makanan yang sehat dan bervariasi, berkurangnya penolakan makan, serta berhentinya konsumsi benda bukan makanan. Anak mulai memiliki rutinitas makan yang lebih stabil, menunjukkan rasa lapar dan kenyang secara tepat, serta menikmati pengalaman makan tanpa tekanan.
Kemajuan/Perkembangan yang Bisa Dicapai
- Anak mulai mencoba makanan baru, meskipun dalam jumlah kecil dengan lebih tenang.
- Anak mengurangi atau berhenti memasukkan benda bukan makanan ke dalam mulut.
- Anak menunjukkan ketertarikan pada warna, bentuk, atau aroma makanan.
- Anak mulai meminta makanan saat lapar dan mengenali rasa kenyang.
Peningkatan
- Membangun pemahaman tentang makanan sehat dan rasa lapar
Anak diajak mengenali rasa kenyang, lapar, dan membedakan rasa di mulut. - Pengenalan makanan lewat eksplorasi sensorik
Biarkan anak menyentuh, mencium, dan mengamati makanan sebelum mencobanya. Jangan langsung disuruh makan. - Memperkenalkan makanan-makanan sehat seperti buah dan sayur
Perkenalkan menu makanan yang sehat seperti buah dan sayur, berikan gambaran bahwa mengkonsumsi makanan tersebut memiliki dampak yang baik.
Sarana dan Kegiatan
Untuk mendukung proses peningkatan kebiasaan dan pola makan pada anak, dipilih kegiatan yang bertujuan membangun kesadaran tentang fungsi mulut yang tepat, memperkaya stimulasi sensorik secara aman, dan memperkuat pengendalian impulsif. Aktivitas-aktivitas ini juga membantu anak menyalurkan dorongan oral dengan cara yang lebih sehat dan terstruktur.
- Mengunyah camilan bertekstur
Sediakan pilihan camilan sehat yang bervariasi seperti potongan buah dingin, agar-agar, roti panggang, atau wortel kukus. Variasi tekstur ini membantu anak memenuhi kebutuhan oral secara tepat dan lebih teratur. - Bermain profesi menjadi koki
Dalam permainan peran sebagai koki, anak diajak untuk menyusun menu, memilih bahan makanan, hingga menyiapkan hidangan yang bisa dicoba secara langsung. Aktivitas ini menggabungkan imajinasi dengan keterampilan praktis, melatih kreativitas, kemampuan mengambil keputusan, serta koordinasi motorik halus dan kasar. - Permainan tebak rasa dan aroma
Kegiatan ini mengajak anak untuk mencicipi atau mencium berbagai makanan ringan sehat sambil menebak rasa (manis, asin, asam, pahit) atau aroma (buah, rempah, sayur, dll) dengan cara yang menyenangkan. Aktivitas ini tidak hanya melatih sensorik dan fokus, tetapi juga mendorong keberanian untuk mencoba berbagai rasa dan makanan baru, - Ruang makan tematik
Menghadirkan meja makan dengan dekorasi bertema seperti hutan, laut, luar angkasa, atau tema tertentu dapat menambah rasa antusiasme anak saat makan. Suasana tematik ini tidak hanya memperkaya imajinasi, tetapi juga membantu anak lebih tertarik untuk mencoba makanan.
Tips untuk Orang Tua
1. Fokus pada penguatan kebiasaan makan yang sehat
Alihkan fokus anak dari kebiasaan makan yang tidak biasa dengan membangun rutinitas makan yang menyenangkan dan teratur. Libatkan anak dalam memilih menu sehat, menyiapkan makanan, atau menghias piringnya agar proses makan menjadi pengalaman positif.
2. Jangan memaksa anak makan atau menghukum saat menolak makanan
Memaksa anak untuk makan atau memberikan hukuman ketika mereka menolak makanan hanya akan memperkuat penolakan dan menciptakan asosiasi negatif terhadap waktu makan. Anak bisa merasa tertekan, kehilangan rasa aman, dan makin sulit menerima makanan baru. Sebaliknya, biarkan proses berlangsung secara bertahap dan alami.
3. Fokus pada eksplorasi, bukan langsung konsumsi
Mengenalkan makanan pada anak, terutama yang sensitif terhadap tekstur atau aroma, tidak harus selalu dimulai dari makan langsung. Beri kesempatan anak untuk menyentuh, mencium, mengamati bentuk dan warna, bahkan memainkannya dalam konteks edukatif sebelum diminta mencicipi. Pendekatan ini mengurangi tekanan dan membantu anak membangun rasa ingin tahu terhadap makanan baru secara alami. Melalui eksplorasi sensorik, anak merasa lebih nyaman dan percaya diri, sehingga kemungkinan untuk mencoba dan akhirnya menyukai makanan tersebut akan meningkat secara bertahap.
4. Sajikan makanan dalam bentuk menyenangkan
Tampilan makanan yang kreatif dapat meningkatkan minat anak untuk mencoba dan menikmati makanan, terutama bagi anak yang pemilih atau sulit makan. Potongan wortel bisa dijadikan ‘tongkat sihir’, brokoli disebut ‘pohon kecil’, atau nasi dibentuk menyerupai wajah beruang. Dengan pendekatan visual dan imajinatif, waktu makan menjadi momen bermain dan eksplorasi, bukan kewajiban yang membosankan.
5. Berikan contoh positif saat makan
Anak belajar banyak melalui pengamatan, terutama terhadap orang tua atau orang dewasa di sekitarnya. Menunjukkan antusiasme saat mencoba makanan baru, menikmati sayur dengan ekspresi senang, atau mengomentari rasa makanan dengan positif dapat mendorong anak untuk ikut mencoba tanpa paksaan.
6. Ajak anak untuk masak bersama
Kegiatan memasak bersama dapat meningkatkan minat anak untuk memakan makanan yang dia masak.
7. Potong makanan jadi kecil
Untuk membantu anak lebih mudah menikmati makanannya, potonglah makanan menjadi potongan-potongan kecil yang pas di mulut. Cara ini tidak hanya memudahkan anak saat mengunyah dan menelan, tetapi juga membuat tampilan makanan lebih menarik bagi mereka. Potongan kecil memberi kesan ringan dan ramah, terutama bagi anak yang masih belajar mengenali tekstur atau rasa baru.