Keterlambatan Perkembangan Umum
Global Developmental Delay
Pengertian
Gangguan pada anak usia di bawah 5 tahun yang menunjukkan keterlambatan signifikan dalam perkembangan. Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan keterampilan sosial-emosional anak secara menyeluruh. Tingkat keparahan gangguan ini tidak dapat diukur atau dinilai selama masa kanak-kanak awal melalui observasi perkembangan dan asesmen profesional, sehingga intervensi dini dapat segera diberikan.
Penyebab
Gangguan keterlambatan perkembangan umum pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti:
- Kelainan genetik, seperti Down syndrome.
- Gangguan spektrum autisme.
- Janin terpapar oleh alkohol atau obat-obatan terlarang saat berada di dalam kandungan.
- Trauma otak, misalnya kesulitan pada saat proses kelahiran ataupun bayi mengalami cedera kepala.
- Infeksi atau mengalami gangguan pada susunan saraf pusat, seperti cerebral palsy, spina bifida, dan lain-lain.
- Kelainan metabolik kongenital.
Gejala / Ciri-ciri
Kenali gejala anak apabila terdapat tanda atau ciri-ciri sebagai berikut:
- Perkembangan motorik kasar (Gerakan tubuh yang tidak normal seperti anak seusianya, Gangguan ketegangan otot, Gangguan gerak refleks berlebihan, Adanya gerakan tubuh anak yang otomatis dan tidak bisa dikontrol anak, anak kesulitan duduk, anak kesulitan berguling)
- Perkembangan motorik halus ( Adanya dominasi gerak tangan pada satu sisi sebelum anak berusia 1 tahun, Perhatian penglihatan yang tidak konsisten)
- Keterlambatan perkembangan kemampuan bicara dan bahasa
- Keterlambatan perkembangan keterampilan sosio-emosional
- Keterlambatan perkembangan fungsi kognitif
Waktu terjadi
Umumnya terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun.
Pengobatan / Terapi
- Terapi wicara, untuk membantu melatih fungsi oromotor pada anak dengan gangguan makan. Selain itu, terapi wicara juga melatih dapat nak untuk gerakan artikulasi, mengucapkan kata-kata pada kondisi gangguan bicara dan bahasa.
- Terapi fisik (fisioterapi), berfungsi melatih anak dengan kelemahan otot, terlambat berjalan, gangguan pola jalan, gangguan keseimbangan dan koordinasi.
- Terapi okupasi, untuk melatih anak keterampilan motorik halus, latihan persiapan menulis dan keterampilan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk makan, berpakaian, dan sebagainya. Terapi okupasi juga melatih sensory integration pada anak dengan kondisi autistik.
- Pendidikan khusus. Anak dengan GDD disarankan untuk mendapatkan pendidikan khusus guna membantu memenuhi kebutuhan spesifiknya.
Apa yang harus dilakukan Pembimbing / Orang tua?
- Secara rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan anak di fasilitas kesehatan
- Membantu menstimulasi perkembangan anak sesuai usia
- Mengajak anak bermain dan bercakap-cakap
- Berkonsultasi dengan dokter anak dan rehabilitasi medik
- Menyediakan fasilitas pendukung yang dibutuhkan pada kondisi khusus seperti kacamata, tongkat berjalan, alat bantu dengar, dan lainnya sesuai kebutuhan
- Melatih kemandirian anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Menyediakan makanan bergizi seimbang, memberikan anak akses kesehatan
- Melindungi dan memberi rasa aman pada anak dengan memberikan kasih sayang, semangat, dan motivasi
Rekomendasi Wahana
Berikut adalah dua rekomendasi wahana atau permainan yang dapat membantu perkembangan anak:
- Playground (Taman Bermain)
Aktivitas seperti merangkak, memanjat, melompat, menendang, dan melempar sangat baik untuk melatih koordinasi motorik kasar anak. Wahana ini memberikan ruang bagi anak untuk bergerak aktif, mengenali kemampuan tubuhnya, dan menstimulasi berbagai indera secara bersamaan.
- Edu Animal Park
Di wahana ini, anak dapat menyentuh berbagai jenis hewan, mencium aroma alami, dan mengalami langsung interaksi dengan lingkungan sekitar. Hal ini sangat efektif untuk melatih sensorik, meningkatkan rasa ingin tahu, serta membantu anak membangun koneksi emosional dan kognitif melalui pengalaman nyata.
💡 Alasan Pemilihan Aktivitas
Permainan dan wahana ini dipilih karena mampu memberikan stimulasi multisensori yang penting bagi anak dengan gangguan intelektual. Dengan melibatkan indera penglihatan, pendengaran, peraba, hingga penciuman, anak dapat mengalami proses belajar yang menyeluruh.