Gangguan Kecemasan Berpisah

Separation Anxiety Disorder

Pengertian

Anak mengalami ketakutan berlebihan saat harus berpisah dari orang tua, pengasuh, atau lingkungan yang dekat dengannya (seperti rumah atau orang lain), terutama setelah pandemi COVID-19.

Penyebab

Gangguan kecemasan berpisah pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti:

  • Perubahan di lingkungan sekitar. Ketika berusia di bawah 10 tahun, anak masih kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga dapat membuat mereka stres.
  • Stres akibat kondisi tertentu Separation anxiety disorder juga bisa terjadi ketika buah hati mengalami stres karena kondisi tertentu, misalnya perceraian orang tua, ada salah satu anggota keluarga yang meninggal, atau peristiwa lainnya.
  • Orang tua terlalu protektif Setiap orang tua tentunya ingin mengawasi dan melindungi anaknya 24 jam sehari. Namun, terlalu bersikap terlalu protektif justru dapat mempengaruhi psikologis anak karena anak dapat mudah cemas dan merasa takut berlebihan ketika harus berpisah dengan orang tua.

Gejala / Ciri-ciri

Kenali gejala anak apabila terdapat tanda atau ciri-ciri sebagai berikut:

  • Menangis hingga meraung-raung meskipun hanya berpisah sebentar dengan orang tua
  • Merasa ketakutan dan khawatir berlebihan ketika salah satu atau kedua orang tua sedang pergi ke luar rumah
  • Mengalami tantrum dan marah setiap kali akan ditinggal orang tua, misalnya untuk bekerja
  • Tidak mau ditinggal sendiri saat sekolah dan harus ditemani terus oleh orang tua
  • Enggan bermain dengan teman-temannya karena mau selalu di rumah bersama orang tua
  • Menarik diri dari lingkungan, tidak ingin aktif / ambil bagian (Apatis)

Waktu terjadi

Bisa terjadi saat usia di bawah 5 tahun bahkan saat masih berusia 6 - 12 bulan (kemungkinan ± 4%).

Jenis kelamin perempuan lebih besar kemungkinannya untuk mengalami gangguan ini dan berisiko bunuh diri.

Pengobatan / Terapi

  • Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy / CBT) Ini adalah terapi yang paling banyak direkomendasikan. Anak diajarkan cara mengenali dan mengubah pikiran negatif yang menyebabkan kecemasan. Dilengkapi dengan latihan bertahap untuk menghadapi situasi berpisah, misalnya: mulai dari berpisah singkat, lalu bertahap lebih lama.
  • Terapi Bermain (Play Therapy) Terapi ini terutama efektif untuk anak-anak usia dini. Menggunakan permainan sebagai sarana untuk mengungkap dan memproses emosi.
  • Terapi Keluarga Melibatkan orang tua untuk membantu memahami kecemasan anak dan memberikan dukungan secara tepat. Orang tua juga dilatih untuk tidak memperkuat kecemasan secara tidak sadar (misalnya dengan terlalu menuruti keengganan anak untuk berpisah).

Apa yang harus dilakukan Pembimbing / Orang tua?

  • Melatih anak jauh dari orang Tua
  • Ajak anak berdiskusi tentang rasa takutnya
  • Melakukan antisipasi masalah yang muncul saat terpaksa berpisah dengan anak
  • Memberikan dukungan agar anak bisa mandiri dan percaya diri
  • Mengajak bermain ke tempat ramai

Rekomendasi Wahana

Berikut adalah dua rekomendasi wahana atau permainan yang dapat membantu perkembangan anak:


  1. Playground
    Bermain di playground dengan aktivitas seperti melompat, memanjat, atau berlari dapat secara perlahan mengalihkan perhatian anak dari kecemasan akibat berpisah.

  1. Edu Animal Park
    Berinteraksi langsung dengan hewan dapat membantu menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian anak. Aktivitas seperti memberi makan hewan atau meniru suara binatang mendorong anak untuk fokus pada hal positif.

💡 Alasan Pemilihan Aktivitas

Wahana ini membantu proses transisi anak secara lembut dari ketergantungan menuju kemandirian.
Dengan aktivitas yang menyenangkan dan penuh stimulasi positif, anak dapat perlahan-lahan melupakan kecemasan dan mulai merasa nyaman berada dalam lingkungan baru.