Gangguan Perkembangan Intelektual

Pengertian

Gangguan kognitif yang menyebabkan keterlambatan dalam belajar, berpikir, emosi, cara berbicara, komunkasi dan keterampilan sosial. Intelektual seseorang dapat diukur dari nilai IQ-nya (Intelligence Quotient). Berikut adalah klasifikasi gangguan perkembangan intelektual berdasarkan nilai IQ:

  1. Mild atau gangguan ringan (IQ 50-70)
  2. Moderate atau gangguan sedang (IQ 35-49)
  3. Severe atau gangguan berat (IQ 20-34)
  4. Profound atau gangguan sangat berat (IQ <20)

Penyebab

Gangguan perkembangan intelektual pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor sebelum, saat, maupun setelah kelahiran, termasuk faktor genetik, lingkungan, dan medis.

  • Faktor lingkungan dapat berupa paparan zat berbahaya, infeksi, atau kekurangan nutrisi selama kehamilan.
  • Infeksi Pra-natal seperti TORCHS (Toksoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex) pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak janin.
  • Post-natal, seperti cedera kepala, hypoxic (kurang Oksigen pada otak), atau paparan zat berbahaya setelah lahir (Merkuri, Phthalates, Nikotin, dan Alkohol).
  • Error metabolik bawaan, seperti fenilketonuria, yang dapat mengganggu perkembangan otak.
  • Faktor turunan / genetik dari keluarga, seperti riwayat gangguan perkembangan intelektual pada orang tua atau saudara kandung.

Gejala / Ciri-ciri

Kenali gejala anak apabila terdapat tanda atau ciri-ciri sebagai berikut:

  • Dalam 2 tahun pertama kesulitan untuk mencapai tonggak perkembangan, seperti duduk, berdiri, berbicara, dan berjalan.
  • Lebih lambat atau sulit untuk bicara dengan jelas, menggunakan kata, atau membuat kalimat
  • Keterlambatan perkembangan motorik, misalnya untuk berguling, duduk, atau berdiri
  • Kesulitan memahami dan melakukan hal sederhana, seperti mengikuti instruksi, mengenali wajah, atau selalu memerlukan bantuan untuk memakai pakaian.
  • Sulit fokus dan mengingat sesuatu
  • Tidak mampu bersosialisasi dengan teman sebaya atau orang lain
  • Kesulitan dalam mengenakan pakaian, makan, atau buang air kecil sendiri meskipun usianya sudah mencukupi
  • Perilaku agresif dan sering tantrum
  • Tidak memahami konsep bahaya, uang, maupun peraturan

Waktu terjadi

Gangguan perkembangan intelektual yang menyerang otak anak dapat terjadi ketika:

  1. Sebelum melahirkan (dari paparan infeksi virus, genetik, dan zat kimia berbahaya),
  2. Saat melahirkan, atau
  3. Setelah melahirkan (trauma, genetik, dan zat berbahaya).

Pengobatan / Terapi

Pada bayi dan balita dengan disabilitas intelektual, penanganan awalnya meliputi:

  • Terapi wicara, untuk meningkatkan kemampuan bicara dan komunikasi anak
  • Terapi fisik (fisioterapi), untuk meningkatkan kemampuan motorik anak dalam beraktivitas
  • Terapi okupasi, untuk melatih anak melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
  • Terapi dengan alat bantu khusus, untuk membiasakan anak menggunakan alat bantu yang mereka perlukan, misalnya alat bantu dengar, kursi roda, atau kotak pil untuk menyimpan obat harian mereka. (tergantung pada kebutuhan anak)
  • Terapi nutrisi, untuk meningkatkan kesehatan anak secara umum, terutama pada disabilitas intelektual yang disebabkan oleh kelainan metabolik

Apa yang harus dilakukan Pembimbing / Orang tua?

  • Berkonsultasi ke dokter untuk menjalani tes genetik dan vaksinasi lengkap saat merencanakan kehamilan
  • Melakukan pemeriksaan infeksi rubella dan HIV sebelum merencanakan kehamilan
  • Memenuhi kebutuhan nutrisi, terutama asam folat, sebelum dan selama trimester awal kehamilan, guna memaksimalkan perkembangan otak janin
  • Berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat atau suplemen apa pun saat sedang hamil
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol, rokok, dan obat - obatan yang memiliki zat berbahaya selama masa kehamilan
  • Memeriksakan kehamilan ke dokter sesuai dengan jadwal yang ditentukan Menghindari paparan terhadap sumber infeksi toksoplasma, seperti kotoran kucing Melengkapi kebutuhan nutrisi dan berhati-hati saat memilih makanan yang bisa menjadi sumber zat toksik, misalnya merkuri pada ikan Memastikan anak mengenakan alat pelindung diri saat berolahraga atau bepergian guna mencegah cedera kepala

Rekomendasi Wahana

Berikut adalah dua rekomendasi wahana atau permainan yang dapat membantu perkembangan anak dengan gangguan intelektual:

wahana rekomendasi

  1. Bermain Peran Profesi
    Bermain peran dengan tugas sederhana yang mudah dipahami, seperti menjadi dokter, guru, atau kasir. Permainan ini membantu anak mengenal berbagai profesi dan melatih kemampuan komunikasi serta interaksi sosial.

  1. Permainan Digital
    Permainan digital tracing yang mudah diikuti oleh anak, seperti aplikasi menggambar garis, mewarnai, atau puzzle sederhana. Permainan ini dapat meningkatkan koordinasi mata dan tangan serta kemampuan memecahkan masalah.

wahana rekomendasi


💡 Alasan Pemilihan Aktivitas

Permainan-permainan ini dipilih karena anak dapat belajar melalui pengalaman langsung dan mengembangkan keterampilan sosial mereka. Selain itu, anak juga bisa belajar dengan meniru atau menjiplak gambar pada satu objek, sehingga proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan efektif. Pilihlah wahana atau permainan yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak, serta lakukan pendampingan selama bermain untuk memberikan arahan dan dukungan yang dibutuhkan.